Konsolidasi dan Sosialisasi Zona Pemanfaatan TN. Baluran kepada Kelompok Masyarakat Ternak Madu Baluran Forest


Situbondo, DesPro - Taman Nasional Baluran, yang terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memiliki potensi alam yang sangat kaya dan beragam. Salah satu potensi tersebut adalah keberadaan kelompok masyarakat peternak lebah madu di kawasan Taman Nasional Baluran. Peternakan lebah madu di Baluran Forest telah eksis sejak lama dan menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian masyarakat di sekitar kawasan tersebut.

Taman Nasional Baluran, dengan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang unik, telah diatur dalam zonasi pemanfaatan. Zonasi ini bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan memastikan pemanfaatan kawasan yang berkelanjutan. Namun, seringkali masyarakat yang tinggal di sekitar taman nasional tidak sepenuhnya memahami zonasi pemanfaatan ini dan kebijakan yang berlaku.

Bersama Kepala Seksi STPN Wilayah II Karangtekok


Kepala Seksi STPN Wilayah II Karang tekok, Taman Nasional Baluran menyatakan Pemanfaatan Zona oleh kelompok masyarakat perlu cara dan kesepahaman bersama, standarisasi supaya tidak terjadi apa-apa pada kawasan hutan.

"Kelompok masyarakat tidak hanya memanfaatkan tetapi juga ikut berpartisipasi menjaga kelestarian hutan pada Zona pemanfaatan di Taman Nasional Baluran", kata Gatot Kuncoro Edi s.hut.M.Hum

Untuk memastikan pemahaman yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan kelompok peternak lebah madu Baluran Forest, maka diperlukan konsolidasi dan sosialisasi yang efektif. Tujuan utama dari konsolidasi ini adalah untuk mencapai pemahaman bersama mengenai rencana pengelolaan kawasan tradisional dan zona pemanfaatan Taman Nasional Baluran Situbondo.

Penjelasan Zonasi Taman Nasional Baluran


Salah satu staf Kantor Seksi Wilayah II Karang tekok, Ade Suhadak menjelaskan bahwa Zona per Zona yang ada di Taman Nasional beserta pemanfaatannya.

"Titik-titik ini yang berada di sekitar jalan raya dan yang berwarna coklat bisa dimanfaatkan oleh Kelompok Ternak Padepokan Lebah Madu Baluran Forest", kata Ade panggilan akrabnya.

"Di Taman Nasional ini ada beberapa yang harus kita pahami bersama, yaitu zona inti, zona rimba, zona Pemanfaatan, zona khusus, zona Pengembangan, zona rehabilitasi dan Zona Maritim", lanjut Ade.


"Intinya nanti, bagaimana kawasan hutan Taman Nasional Baluran bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar", ujar Ade.

Konsolidasi ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan kelompok masyarakat peternak lebah madu, serta lembaga terkait yang terlibat dalam pengelolaan Taman Nasional Baluran. 

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data dan informasi yang relevan mengenai peternakan lebah madu dan potensi dampaknya terhadap kawasan.

Setelah itu, dilakukan pertemuan-pertemuan dengan masyarakat peternak lebah madu untuk membahas pemahaman mereka terkait pengelolaan kawasan tradisional dan pengaruh dari kehadiran mereka di Taman Nasional Baluran. Konsolidasi ini juga diarahkan untuk mencari solusi bersama serta memperkuat kerja sama antara masyarakat dan pemerintah.

Selain itu, sosialisasi perlu dilakukan secara terprogram kepada masyarakat sekitar, baik secara langsung maupun melalui media komunikasi yang relevan. Sosialisasi ini penting agar masyarakat dapat memahami zonasi pemanfaatan dan kebijakan Taman Nasional Baluran secara lebih baik. 

Hal ini juga bisa dilakukan melalui kegiatan pengenalan dan pelatihan bagi kelompok peternak lebah madu terkait praktik-praktik yang sesuai dengan aturan pengelolaan dan perlindungan lingkungan.

Dalam rangka meningkatkan keberlanjutan peternakan lebah madu di Baluran Forest, maka dapat juga dilakukan pendampingan teknis dan pembinaan kelompok oleh pihak terkait. Selain itu, kerjasama dengan pihak yang berkompeten dalam pengelolaan lebah madu, atau lembaga penelitian, juga dapat menjadikan peternakan lebah madu di Baluran Forest sebagai contoh peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Deny Fatahillah Albar salah satu perwakilan dari Padepokan Lebah Madu Baluran Forest menyatakan bahwa lembaganya akan lebih melakukan pengembangan tidak hanya peningkatan kualitas produk tetapi juga pengembangan peningkatan sumber daya manusia.

"Rencana kedepan Padepokan Lebah Madu Baluran Forest akan mendirikan lembaga pendidikan kewirausahaan tentang dunia Perlebahan", kata Deny pengusaha muda dari Desa Awar awar.

Dengan adanya konsolidasi dan sosialisasi yang baik, diharapkan masyarakat peternak lebah madu Baluran Forest dapat menjalankan usaha mereka secara bertanggung jawab dan sesuai dengan zonasi pemanfaatan Taman Nasional Baluran. 

Kegiatan ini juga akan membantu masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian alam serta memanfaatkan kawasan tradisional dengan bijak.(AG)

Lebih baru Lebih lama