Sumberejo, Desa Konservasi Sejak Dahulu Kala

"Konservasi alam di Desa kami merupakan ajaran leluhur yang harus kami lakukan sampai kapanpun"


Situbondo, DesPro - Desa Sumberejo terletak di sisi tenggara Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Terdiri dari 4 dusun yakni Dusun Pengabinan Barat dan Pengabinan Timur, Dusun Gunung Lengleng dan Dusun Krajan.

Desa ini memiliki struktur geografis yang terdiri dari perbukitan dengan kekayaan alam seperti hutan, sungai, dan lembah yang memberikan panorama indah bagi desa ini. Nama desa ini sesuai dengan keadaannya, karena Desa Sumberejo memiliki titik mata air yang melimpah.

Sumberejo, Desa Konservasi Sejak Dahulu Kala
Kolam ikan organik dihalaman rumah warga Desa Sumberejo


Orang sini menggali tanah sedalam 1 meter saja sudah keluar air, ungkap Hasanuddin.

Mata air yang ada di Desa Sumberejo dimanfaatkan oleh beberapa warga sebagai kolam ikan. Selain itu, di beberapa tempat juga terdapat embung yang digunakan untuk menyimpan air. Keberadaan air yang melimpah di desa ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sumberejo, Desa Konservasi Sejak Dahulu Kala


Selain dikenal dengan keindahan alamnya, Desa Sumberejo juga terkenal sebagai desa yang memiliki pertanian organik terbaik di Situbondo. Beberapa petani di desa ini menjalankan praktik pertanian yang mengutamakan keberlanjutan dan penggunaan bahan-bahan alami tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia.

Sumberejo, Desa Konservasi Sejak Dahulu Kala
Ngopi santai bersama Kades Sumberejo


Tidak hanya pertanian organik yang ada di desa kami, ternak kambing susu etawa pun juga organik, kata Jufri yang juga menjabat sebagai kelompok tani Bahagia. Poktan (kelompok tani) kami pernah menjadi juara 1 terbaik organik di Kabupaten Situbondo, lanjutnya.

Kami juga sudah mendapatkan fasilitas dukungan dari pemerintah dalam rangka upaya peningkatan standarisasi dan kualitas mutu hasil tani, dibantu untuk mendapatkan sertifikat kelayakan organik dari Dinas Pertanian, juga pelatihan dan studi banding ke daerah lain, ujar Jufri.

Sumberejo, Desa Konservasi Sejak Dahulu Kala
Bersama Ketua Poktan Bahagia


Selain kekayaan alam dan pertanian organik, Desa Sumberejo juga memiliki budaya ritual yang sakral  berkaitan dengan mata air. Setiap malam Jumat Pahing pada bulan Jumadil Akhir dalam penanggalan Jawa.

Pemerintah Desa Sumberejo mengadakan ruwatan yang merupakan tradisi tahunan masyarakat. Acara ini diisi dengan berbagai rangkaian acara seperti pengajian, sholawatan, macopat, beberapa pertunjukan hiburan dan ruwatan (selamatan) di sekitar mata air dan bujhuk (makam para pembabat tanah desa).

Hasanuddin, mengatakan bahwa kegiatan masyarakat ini menjadi agenda tahunan desa yang dibiayai oleh Pemerintah Desa. Pria yang pernah ikut kontestansi pilkades melawan istrinya sendiri (karena tidak ada lawan tandingnya), juga mengatakan bahwa kegiatan selamatan desa sudah berlangsung sejak dahulu oleh para tetua dan pembabat tanah Desa Sumberejo.



Ruwatan ini menjadi momen sakral dan penting bagi masyarakat Desa Sumberejo, untuk membersihkan dan menyucikan mata air serta memohon berkah dan keselamatan. Selain itu, ruwatan juga menjadi ajang bersilaturahmi dan menjaga solidaritas di antara warga desa.

Desa Sumberejo juga memiliki potensi tinggalan benda yang diduga Obyek Cagar Budaya, Bendhusa (sarkofagus), Jembatan tinggalan era kolonial Belanda dan beberapa benda arkeologis lainnya, yang tentu saja jika dikelola akan menjadi bagian dari atraksi wisata desa.

Kekayaan alam, pertanian organik, serta budaya ritual yang sakral menjadikan Desa Sumberejo memiliki daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan pesona alam dan kehidupan keagamaan yang kental dengan tradisi. Keberlanjutan praktik pertanian organik juga merupakan contoh positif dalam menjaga alam dan kesehatan lingkungan.

Semoga Desa Sumberejo terus menjaga kearifan lokal dan kekayaan alamnya sehingga dapat terus menjadi destinasi wisata yang menarik dan lestari.(AG)

Lebih baru Lebih lama