Rambak Sapi dan Krupuk Pipi dari Awar-awar Rambah Pasar Bali

 "Bule lambek ngawali aghebei rambak ollena eberrik tatangghe, cakna hadiya kabinan" (saya dulu mengawali membuat krupuk rambak, dapat dari tetangga, katanya hadiah perkawinan)


Situbondo, DesPro - UMKM setra krupuk rambak sapi tradisional dan Krupuk Pipi mulai merambah pangsa pasar Bali. 

Salah satu pemilik usaha rumahan yang dimiliki Rita (28), warga Dusun Timur, Desa Awar-awar, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Industri rumahan rambak sapi tradisional ini dimulai sejak tahun 2017 silam.


Rambak Sapi dan Krupuk Pipi dari Awar-awar Rambah Pasar Bali
Krupuk rambak sapi mentah bening ke emasan


Usaha rumahan dikenal Rambak Kang Brojol adalah sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah yang berfokus pada produksi krupuk rambak tradisional yang terbuat dari kulit sapi asli.


Rambak Sapi dan Krupuk Pipi dari Awar-awar Rambah Pasar Bali
Rambak proses penjemuran 


Salah satu keunggulan dari produk ini adalah tidak menggunakan pengawet atau bahan kimia apa pun, sehingga aman untuk dikonsumsi.


Rambak Sapi dan Krupuk Pipi dari Awar-awar Rambah Pasar Bali
Krupuk rambak matang siap dipasarkan


Pertimbangan yang dipilih oleh Rita saat memulai usaha, karena sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Modal awal untuk memulai usaha ini didapatkan dari tetangga yang memberikan kulit sapi sebagai hadiah saat pesta perkawinan.

" Saya dulu dikasih kulit sapi oleh tetangga, dan saat itu masih belum bisa mengolah dengan benar. Saya belajar dari orang, ikut bantu-bantu sampai bisa membuat sendiri, kenang Rita. Senin (24/7).

Biasanya permintaan krupuk rambak sapi paling tinggi di bulan Ramadhan, kemarin saya sempat tembus produksi hampir 2 kwuintal, ujar Rita disela kegiatan usaha lainnya yakni usaha menjahit baju.

Krupuk rambak yang dihasilkan oleh UMKM ini memiliki cita rasa yang khas dan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Proses produksi dilakukan secara tradisional dan dikemas dengan rapi agar dapat bertahan lebih lama. Dalam usahanya, Rita berupaya menjaga keaslian dan kualitas produknya untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Melalui UMKM Krupuk Rambak Tradisional, berharap dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitar.

Tak hanya memproduksi krupuk rambak sapi saja, krupuk pipi dengan bahan tepung terigu juga dibuat di tempat ini. Sebagian masyarakat menyebut krupuk jhuli' (biasanya dicolek dengan sambal goreng atau sambal kacang). Pembuatan krupuk pipi ini dibuat langsung oleh ibunya Rita, Susmiyati.


Rambak Sapi dan Krupuk Pipi dari Awar-awar Rambah Pasar Bali
Penjemuran krupuk pipi dengan media panas matahari

"Perhari kalau cuaca bagus, sinar mataharinya penuh saya memproduksi 50 kilogram sampai 100 kilogram, kata Susmiyati.

"Kalau harga fluktuatif mengikuti harga pasar, antara 14-15 ribu rupiah per kilogram harga mentah sebelum digoreng", ujar Susmiyati kepada awak media. Para pengepul krupuk dan toko kelontong adalah sasaran pangsa pasar kami, kadang juga ada permintaan dari luar daerah, imbuhnya.

Suguhan krupuk hasil gorengan yang masih hangat dengan sambal kacang yang dikonsumsi saat senggang bersama keluarga dan teman-teman adalah momen terbaik menikmatinya.

"Harapan kami kedepan ada bantuan permodalan dan alat-alat dari pemerintah biar usaha kami sebagai pelaku usaha rumahan bisa berkembang lebih maju" ujar Rita.(br)

Lebih baru Lebih lama